Transformasi Digital JKN-KIS di Sektor Pelayanan Kesehatan Jadi Sorotan Dunia
BPJS Kesehatan tidak hanya melakukan transformasi digital di titik-titik layanan peserta atau customer journey, namun juga menyentuh ekosistem JKN-KIS pada klaster pelayanan kesehatan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti saat menyampaikan paparannya dalam seminar The 16th International Conference on Information and Communication Technology in Social Security yang digelar International Social Security Association (ISSA) di Estonia.
“Kami juga telah mengembangkan inovasi yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan seperti sistem display ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, antrean online, display informasi jadwal operasi di rumah sakit dan pengembangan digitalisasi proses kredensialing serta proses pengajuan dan verifikasi klaim Covid-19,” ucapnya.
BPJS Kesehatan telah mengembangkan layanan telekonsultasi melalui Mobile JKN untuk menghubungkan dokter di FKTP dengan peserta JKN-KIS. Layanan telekonsultasi tersebut saat ini telah dimanfaatkan oleh sekitar 10.000 dokter FKTP dan jumlahnya terus bertambah. Selain lewat Mobile JKN, dokter FKTP juga dapat memanfaatkan telepon, Whatsapp, SMS, termasuk video conference untuk memberikan layanan telekonsultasi.
“Pelayanan telekonsultasi di FKTP ini sudah dimanfaatkan untuk 12,7 juta konsultasi. Layanan ini diberikan bagi peserta yang sakit ataupun yang sehat, antara lain edukasi upaya pencegahan penyebaran Covid-19, pemantauan status kesehatan peserta kronis, termasuk pemantauan status kesehatan peserta JKN-KIS dengan kondisi isoman Covid-19. Pembiayaan pelayanan telekonsultasi di FKTP termasuk dalam komponen kapitasi. Pelayanan telekonsultasi juga dihitung sebagai capaian kinerja FKTP pada masa pandemi yang berpengaruh terhadap capaian Angka Kontak pada Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK),” jelas Ghufron.
Menurut Ghufron, saat ini pihaknya juga tengah mengembangkan uji coba telemedisin antara FKTP dengan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) atau rumah sakit di sejumlah wilayah Indonesia. Hasilnya, telemedisin terselenggara dengan baik di seluruh lokasi uji coba dan mendapat respon yang positif dari peserta maupun fasilitas kesehatan.
Dengan adanya telemedisin tersebut, dokter spesialis bisa melakukan transfer ilmu kepada dokter layanan primer (telementoring), sehingga dokter layanan primer dapat semakin optimal dalam memberikan layanan kesehatan bagi pasien JKN-KIS secara berkesinambungan.
“Selain telemedisin, ada berbagai macam inovasi yang diberikan oleh BPJS Kesehatan untuk memudahkan layanan bagi peserta JKN-KIS. Misalnya, sistem antrean online yang sudah diimplementasikan pada 16.568 FKTP, dan telah terimplementasi di 95% rumah sakit serta terintegrasi dengan Mobile JKN,” kata Ghufron yang hingga saat ini masih menjabat sebagai Ketua Komisi Kesehatan atau Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance (TC Health) ISSA yang beranggotakan 160 negara.
Ghufron menambahkan, digitalisasi layanan kesehatan juga dapat meningkatkan efektivitas dalam proses verifikasi dan pembayaran klaim yang diajukan oleh fasilitas kesehatan. BPJS Kesehatan telah mengimplementasikan E-Vedika atau Verifikasi Digital Klaim yang sudah berjalan sejak jauh sebelum era pandemi dan kini terus dikembangkan agar makin mematangkan kemudahan dan kecepatan verifikasi klaim.
“Misalnya melalui DIVA atau Digital Validation, yang merupakan sistem otomatisasi ketentuan pengkodean klaim INA CBG’s dalam aplikasi pengajuan klaim (V-Claim) milik BPJS Kesehatan yang berada di rumah sakit. Kami juga sudah mengimplementasikan sistem E-Vedika yang memanfaatkan Elektronik Medical Record (E-MR) di rumah sakit. Hal ini akan terus diperluas penggunaannya, sehingga proses klaim secara elektronik lebih mudah, valid, dan mempercepat proses dari pengajuan hingga proses pembayaran klaim,” ujar Ghufron. Pada kesempatan tersebut, paparan BPJS Kesehatan yang merepresentasikan Indonesia menuai tanggapan terbanyak dari audiens yang berasal dari berbagai negara.
Sumber: Tribun News, tanggal 6 Mei2022
Kemenkes Luncurkan Sistem Kesehatan Satu Pintu, Ini Tujuannya
Integrasi sistem informasi kesehatan ke dalam platform tunggal IHS merupakan solusi menghubungkan seluruh ekosistem pelaku dalam industri kesehatan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengembangkan layanan berbasis digital yaitu Sistem Kesehatan Satu Pintu yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (DTO Kemenkes) Setiaji mengatakan, rencana pengembangan digital ini sudah dirancang sejak 2021 melalui buku biru strategi transformasi digital Kemenkes.
“Layanan digital ini akan dinamakan dengan Indonesia Health Service (IHS),” kata Setiaji dalam konferensi pers virtual, Senin (25/4/2022).
Lebih lanjut, dia menjelaskan layanan IHS berfungsi untuk mengintegrasikan layanan kesehatan mulai website rumah sakit, puskesmas, dan lainnya sehingga dapat menghubungkan berbagai macam layanan kesehatan dalam genggaman.
Setiaji berharap pembuatan IHS ini dapat mengurangi beban kerja tenaga kesehatan dan menghapus sistem informasi yang menumpuk. Bahkan, banyak layanan kesehatan miliki swasta yang belum terhubung dengan data yang ada di Kemenkes.
“Kemudian banyak juga aplikasi-aplikasi milik developer swasta yang ada di rumah sakit, layanan kesehatan yang juga belum terintegrasi. Di sisi lain tidak adanya keseragaman data-data menyebabkan integrasi sulit dilakukan,” ujarnya.
Dia menjabarkan, saat ini terdapat 400 aplikasi kesehatan milik pemerintah yang belum saling terintegrasi. Hal itu menyebabkan beberapa data yang sama dikumpulkan oleh aplikasi yang berbeda-beda. Selain itu, aplikasi milik pengembang swasta belum terintegrasi dengan ekosistem layanan kesehatan Indonesia.
“Ketidakseragaman metadata menyebabkan interoperabilitas sulit dilakukan. Tidak adanya standar format interoperabilitas sehingga integrasi dilakukan berbeda-beda antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya,” tuturnya.
Dia mengatakan integrasi sistem informasi kesehatan ke dalam platform tunggal IHS merupakan solusi menghubungkan seluruh ekosistem pelaku dalam industri kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, bisnis rintisan, apotek, Dinas Kesehatan, industri kesehatan, laboratorium, dan lainnya.
“IHS menyediakan spesifikasi dan mekanisme terstandar untuk proses bisnis, data, teknis dan keamanan software (perangkat lunak),” kata Setiaji.
Setiap pengembang, katanya, dapat menggunakan bahasa apapun untuk mengembangkan aplikasinya selama sesuai dengan spesifikasi dan mekanisme pertukaran data IHS Number yang menjadi identitas tunggal informasi kesehatan pasien untuk keamanan pribadi pengguna.
“Identified’ ID memastikan setiap masyarakat Indonesia dapat mengakses layanan kesehatan yang berkesinambungan,” katanya.
Setiaji mengatakan pada tahap awal proses integrasi dimulai dengan proses Beta testing atau pengujian produk sebelum diluncurkan lebih luas pada Juli 2022. “Target bertahap, banyak rumah sakit dan faskes belum miliki rekam medis pasien secara digital, tapi masih berbentuk kertas. Target selesai bertahap tiga tahun,” ungkapnya.
Oleh: Akbar Evandio, Editor : Fitri Sartina Dewi
Sumber: Kabar 24, tanggal 25 April 2022
RSUD Tugurejo Semarang Digitalisasi Sistem ‘Dalang Kepo’ untuk Permudah Warga
Gerakan Datang Langsung ke Poliklinik (Dalang Kepo) dikembangkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tugurejo Semarang dalam bentuk digitalisasi.
Ini bertujuan sebagai upaya percepatan dan kemudahan akses pelayanan kesehatan melalui penggunaan platform digital.
Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) guna peningkatan pelayanan kepada masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Pelaksana Tugas Direktur Dr. Prihatin Iman Nugroho, MKes, SP.P menjelaskan bila sistem digital Dalang Kepo akan berbasis pada surat kontrol dari pasien rawat inap dan rawat jalan yang dikembangkan ke sistem barcode sekaligus Bridging Mobile Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Ini jadi makin mudah kalau ke Poliklinik. Pasien yang akan kontrol sudah terinformasikan kapan waktu check-up atau kontrolnya ke Poliklinik.”
“Begitu sampai, cukup bawa kartu kontrol barcode terus langsung scan di Rumah Sakit”, jelas Nugroho, Sabtu 9 April 2022.
Pihaknya menyebut bila Dalang Kepo pada penerapannya akan membawa perubahan pada pelayanan masyarakat dan kinerja manajemen RSUD Tugurejo.
Beberapa diantaranya adalah peningkatan kunjungan rawat jalan, efektifitas waktu, memperluas jangkauan pelayanan khususnya pasien jarak jauh.
Serta tidak ada fraud serta memberikan kepuasan pada pasien dan keluarga.
“Dampak signifikan untuk kunjungan rawat jalan meningkat 6% dari 91.505 ke 97.415 pasien/tahun, menurunnya waktu tunggu menjadi , peningkatan capaian SPM rawat jalan dari 68,17 menjadi 59 menit, indikator mutu dari 79% menjadi 80%, efektifitas waktu, memperluas jangkauan pelayanan khususnya pasien jarak jauh, tidak ada fraud serta memberikan kepuasan pada pasien dan keluarga dibuktikan dengan link hasil SKM 2021”, tambahnya. Inovasi Dalang Kepo ditetapkan sebagai Inovasi solusi di masa pandemi yang telah dipresentasikan kepada evaluator Kemenpan RB dalam pembangunan ZI. Hal tersebut menguatkan RS dalam memitigasi, mengoptimalkan kinerja dan mengantisipasi perubahan yang terjadi di masa depan akibat pandemi Covid-19.
Oleh: Jati Prihatmono, Editor: Rosikhan Anwar
Sumber: Suara Merdeka, tanggal 9 April 2022
MHS Genesis: Komandan Mengatakan Rekam Medis Elektronik Mendorong Peningkatan Layanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Departemen Pertahanan baru-baru ini menerapkan sistem Rekam Medis Elektronik (RME) barunya, MHS GENESIS, di 14 rumah sakit dan klinik militer tambahan di lima negara bagian.
Karena semakin banyak fasilitas medis yang menerapkan sistem, penyedia layanan kesehatan di seluruh Sistem Kesehatan Militer (MHS) mulai melihat manfaat penggunaan sistem dalam satu platform yang menggabungkan data dan rekam medis bagi semua pasien dan fasilitas kesehatan.
“Rekam Medis Elektronik yang baru memungkinkan peningkatan efisiensi dalam layanan kesehatan pasien secara langsung melalui penyederhanaan banyak sistem ke dalam satu sistem pencatatan yang berbasis cloud untuk meningkatkan perawatan klinis di dalam dan di seluruh institusi, lokasi, dan komunitas layanan kesehatan,” jelas Brigjen Angkatan Darat. Jenderal Clinton Murray, komandan jenderal, Brooke Army Medical Center (BAMC) di San Antonio, Texas. BAMC menerapkan RME baru tersebut pada Januari 2022.
Sistem RME baru membawa teknologi baru ke dalam Sistem Kesehatan Militer (MHS) dan meningkatkan kemampuan petugas kesehatan di setiap tingkatan.
“Transisi ke MHS GENESIS memungkinkan perawat dan fasilitas kesehatan memberikan layanan kesehatan dalam waktu nyata kepada seluruh masyarakat sipil,” tambah Kolonel Angkatan Udara Linda Hageman, wakil komandan Grup Medis ke-99 di Rumah Sakit Federal Mike O’Callaghan di pangkalan Angkatan Udara Nellis, Nevada.
Rumah sakit di Nellis itu melakukan “Go-Live” implementasi MHS GENESIS bulan September 2020, di masa puncak pandemi COVID-19. Hageman mengatakan sistem tersebut telah meningkatkan layanan kesehatan pasien dan menguntungkan penyedia layanan kesehatan dengan memungkinkan alur kerja yang lebih terstandardisasi dan pertukaran informasi yang aman.
Hageman mengatakan timnya telah mendapat banyak pelajaran sejak implementasi “Go Live” awal mereka dan pemutakhiran blok sistem berikutnya. Setiap pemutakhiran blok tambahan menambahkan fitur yang baru atau diperbarui untuk meningkatkan fungsionalitas sistem, dan untuk memberi manfaat bagi pasien.
Dengan semakin banyaknya tim yang menerapkan MHS GENESIS, Dinas Kesehatan Departemen Pertahanan mengembangkan program bimbingan yang membantu memperluas keahlian para pengguna awal dan memberikan pelatihan kepada fasilitas kesehatan yang baru saja memulai implementasi di fasilitas kesehatan mereka. Program tersebut dinamakan “Pay-it-Forward,” Hageman menjelaskan.
“Di sinilah staf yang dilatih sebelum implementasi Go-Live meningkatkan kemampuan fasilitas kesehatan lain ketika mereka mengimplementasikan sistem tersebut. Staf ini memanfaatkan pengalaman dan pembelajaran mereka untuk melatih staf baru, menciptakan model pembelajaran berkelanjutan,” kata Hageman.
Selama pandemi COVID-19, MHS GENESIS telah berperan penting membantu pasien dalam proses vaksinasi. Fitur sistem Alat Vaksinasi Massaltelah menyederhanakan kemampuan untuk menjadwalkan pasien untuk vaksin COVID-19 sesuai dengan kebijakan COVID-19 Departemen Pertahanan untuk memprioritaskan lapisan masyarakat berdasarkan kesiapan yang diperlukan.
Selain itu, Alat Vaksinasi Massal memungkinkan staf rumah sakit untuk mengisi Formulir Defense Health Agency Form 207 – “DOKUMENTASI SKRINING VAKSIN DAN IMUNISASI COVID-19” – secara waktu nyata ke dalam rekam medis pasien. Hal itu mengurangi waktu dokumentasi hingga 50% dan meningkatkan pengalaman pasien dan penyedia layanan kesehatan, menurut Hageman.
Perluasan sistem rekam medis berbasis cloud membantu meningkatkan koordinasi di antara fasilitas medis lokal, kantor pusat mereka, serta pemain utama lainnya seperti Cerner Corporation, yang telah mengembangkan teknologi yang mendukung sistem RME.
“Ada kerja sama tim yang hebat antara Brooke Army Medical Center, 59th Medical Wing, Defense Health Agency, Cerner, dan banyak institusi kesehatan lainnya untuk memastikan penerapan layanan kesehatan tersebut didukung dengan baik oleh para ahli untuk memaksimalkan keberhasilan MHS GENESIS yang diterapkan,” tambah Murray.
Di seluruh layanan, MHS GENESIS saat ini menyediakan solusi rawat inap dan rawat jalan di 66 fasilitas medis dengan tambahan rumah sakit dan klinik militer lebih banyak lagi setiap beberapa bulan. Penerapan RME baru ini telah meningkatkan efisiensi bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan, memberikan hasil yang lebih baik, dan meningkatkan pengalaman penerima manfaat secara keseluruhan. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang MHS GENESIS, Rekam Medis Elektronik yang baru kunjungi: www.health.mil/MHSGenesis
Oleh: Jorell Austin, MHS Communications
Sumber: Military Health System, tanggal 20 April 2022
Meningkatkan Layanan Kesehatan Pasien Yang Dipersonalisasi Melalui Transformasi Digital
Dampak terbesarnya adalah ketersediaan solusi berbasis teknologi untuk layanan kesehatan virtual, manajemen rantai pasokan yang lebih baik, dan integrasi dengan pemerintah/kemitraan perusahaan rintisan. Saat ini terdapat penerimaan dan preferensi untuk layanan kesehatan digital di antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Istilah ‘phy-gital’ digunakan secara luas sebagai layanan kesehatan jarak jauh, telemedicine, konsultasi daring melalui aplikasi diagnostik, resep digital yang dijalankan melalui suara dan dikendalikan AI (Artificial Intelligence), dan layanan kesehatan pasien yang dikustomisasi telah menjadi pilihan, bukan kebutuhan.
Selama beberapa tahun terakhir, bidang layanan kesehatan telah mengalami perubahan revolusioner yang didukung oleh teknologi. Orang sekarang menilai layanan kesehatan dengan solusi yang didukung teknologi, sama seperti solusi medis yang dijalankan secara digital mengubah pemberian layanan kesehatan pasien secara kolektif. Faktor-faktor seperti peningkatan pendapatan, kesadaran yang lebih tinggi tentang masalah kesehatan kronis, dan akses yang lebih banyak ke asuransi kesehatan juga merupakan pendorong utama bidang ini. Bahkan perubahan program dari para pelaku utama layanan kesehatan telah menerima percepatan yang signifikan.
Di India, bidang layanan kesehatan adalah salah satu penghasil lapangan kerja dan pendapatan terbesar, dan telah berkembang dengan pesat. Berkat inovasi yang dijalankan oleh teknologi dan model digital, sektor layanan kesehatan sedang ditata ulang sekarang dan menjadi lebih berpusat pada pasien.
Dampak COVID-19 terhadap layanan kesehatan
Sayangnya, dampak tidak baik yang ditimbulkan pandemi di lingkungan layanan kesehatan menyebabkan banyak perubahan. Berkurangnya akses pasien dan terganggunya rantai pasokan adalah beberapa tantangan yang dihadapi bersama. Namun, gangguan ini juga mengarah pada penemuan pendekatan berbasis teknologi baru terhadap layanan kesehatan. Tren ini juga menyebabkan pasien memprioritaskan akses ke layanan kesehatan dan kenyamanan di atas faktor-faktor lainnya.
Dampak terbesarnya adalah ketersediaan solusi berbasis teknologi untuk layanan kesehatan virtual, manajemen rantai pasokan yang lebih baik, dan integrasi dengan pemerintah/kemitraan perusahaan rintisan. Saat ini terdapat penerimaan dan preferensi untuk layanan kesehatan digital di antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Istilah ‘phy-gital’ digunakan secara luas sebagai layanan kesehatan jarak jauh, telemedicine, konsultasi daring melalui aplikasi diagnostik, resep digital yang dijalankan melalui suara dan dikendalikan AI (Artificial Intelligence), dan layanan kesehatan pasien yang dikustomisasi telah menjadi pilihan, bukan kebutuhan. Dengan dibuatnya Rekam Medis Elektronik (RME), pembagian informasi antar fasilitas kesehatan mengarah pada komunikasi yang transparan dan cepat antara berbagai pemangku kepentingan.
Kemajuan besar lainnya adalah terbukanya jalur komunikasi antara pasien dan dokter spesialis dari jarak jauh sesuai pilihan mereka. Hal ini memungkinkan dokter dan dokter spesialis lokal untuk melayani pasien yang lebih banyak dan menggunakan alat medis untuk mengawasi pasien mereka dari jauh. Kekurangan tersedianya dokter dan dokter spesialis medis yang terjadi sebelumnya diperbaiki melalui konsultasi daring/virtual. Bahkan sekarang, setelah pandemi, ini adalah tren yang akan terus meningkatkan rasio dokter-pasien dan memastikan bahwa setiap orang menerima bantuan medis yang sama melalui jalur virtual. Pengumpulan hasil medis, pengaturan janji temu, dan komunikasi dua arah yang transparan menjadi lebih mudah dari sebelumnya.
Dengan mengubah pola pikir, infrastruktur teknologi, ekuitas keuangan, dan kapasitas manufaktur, pandemi telah mempersiapkan bidang layanan kesehatan menghadapi krisis di masa depan dan telah meningkatkan pendekatan layanan kesehatan saat ini. Kebutuhan akan layanan kesehatan bagi masyarakat yang lebih besar sudah jelas dan ini mengarah pada model pembiayaan kesehatan inovatif yang membuat layanan kesehatan menjadi dinamis dan futuristik. Bahkan kerangka peraturan yang dibuat pemerintah seperti National Digital Health Mission membantu menciptakan sistem yang mendukung inovasi digital.
Bagaimana teknologi mempersiapkan layanan kesehatan untuk masa depan
Sementara perkembangan teknologi mengarah pada personalisasi layanan kesehatan, di belakang itu semua terdapat kolaborasi antara para ahli sains dan perusahaan swasta. Dengan mengadopsi transformasi digital, penyedia layanan kesehatan menjadi lebih ramah pengguna sambil memperbaiki kebiasaan dan operasional mereka. Tersedianya data yang dipersonalisasi adalah pendorong utama untuk layanan kesehatan yang lebih baik, dan kemitraan semacam itu membuat layanan kesehatan lebih terjangkau dan mudah diakses. Misalnya, bantuan robot untuk operasi, disinfeksi, atau pengeluaran obat-obatan kini menjadi suatu hal nyata berkat terobosan kemitraan antara perusahaan teknologi dan praktisi medis.
Sampai saat ini, layanan kesehatan tradisional berjalan satu arah karena pasien mengikuti saran dokter dan perawatan preskriptif. Namun, layanan kesehatan sekarang ini menjadi lebih proaktif berkat transformasi digital, terutama karena penyakit kronis dan gaya hidup mengarah pada kesadaran yang lebih besar. Dengan membuat layanan kesehatan lebih prediktif, proaktif, dan dipersonalisasi, bidang ini benar-benar dapat mengubah kehidupan dan mewujudkan hidup sehat. Penyedia layanan kesehatan secara aktif beralih dari proses bisnis yang ketinggalan zaman dan bergantung pada AI, robotika, dan realitas virtual untuk menerapkan pendekatan yang berfokus pada pasien.
Bahkan dalam hal pelatihan tenaga kesehatan di masa depan, sekarang ada model bakat yang didukung teknologi yang dapat membantu menjembatani kesenjangan sistemik dan mempersiapkan mahasiswa kedokteran untuk sekitar 2,7 juta pekerjaan baru. Program daring oleh universitas memungkinkan kandidat untuk meningkatkan pengetahuan medis mereka dari mana saja. Platform e-learning dan simulator diagnostik juga membuat pembelajaran imersif mudah diakses. Hal ini meningkatkan komunitas para ahli bidang kesehatan yang berkualitas dan membantu memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada semua masyarakat.
Apa yang akan terjadi di masa depan untuk bidang layanan kesehatan yang berkembang
Sementara kebijakan pemerintah dan penerapan teknologi menguntungkan sektor ini, pertumbuhan positif diperkirakan sebagian besar disebabkan oleh perubahan pola pikir. Orang-orang lebih terbuka terhadap kesulitan layanan kesehatan dan seiring dengan berkembangnya infrastruktur medis di kota-kota Tingkat II-III, kekurangan medis yang dapat dilihat masyarakat selama pandemi akan diatasi berkat inovasi klinis yang didukung oleh teknologi.
Menciptakan solusi medis dan infrastruktur digital yang siap menghadapi kegawatan menjadi penting, dan lebih banyak jaringan rumah sakit dan pusat kesehatan khusus bereksperimen dengan solusi inovatif. Pandemi telah menjadi kegawatan kesehatan terbesar di generasi ini, dan telah menyoroti kesenjangan dalam lingkungan layanan kesehatan yang ada. Untungnya, sektor ini telah berada di jalur menuju pemulihan yang dimungkinkan oleh teknologi di tingkat perorangan dan masyarakat, dan inovasi digital disiapkan untuk berperan penting dalam era transformasi ini. Raj Gore, CEO, HealthCare Global Enterprise Ltd.
Oleh: Raj Gore
Sumber: Health World Economic Times, tanggal 2 Mei 2022